MAAF

Maaf jika ada tulisan yang tidak berkenan di hati Anda

Kamis, 24 Maret 2011

PEMANGGILAN BUDAYA BATAK

Seorang anak batak perantau bertemu dengan anak batak perantau lain pada tempat atau daerah yang sama, maka yang pertama ditanyakan atau pada saat memperkenalkan diri bukanlah nama mereka masing-masing namun yang mereka perkenalkan adalah marga mereka masing-masing. Kalaupun menyebutkan nama, itu hanya sekedar inisialnya saja atau huruf pertama dari namanya. Mungkin diantara mereka tidak saling mengenal siapa orangtua mereka masing-masing atau kekek maupun nenek, namun pada saat mereka memperkenalkan marga masing-masing maka akan langsung menyebutkan hubungan kekeluargaan diantara mereka sesuai dengan fungsi atau kesamaan atau jabatan atau silsilah dari marga mereka. Sehingga banyak keluarga yang ada diperantauan tidak mengenal orang tua mereka satu sama lain namun mereka bisa menjadi saudara atau satu keluarga yang sangat erat tali persaudaraannya sesuai dengan silsilah kekeluargaan dari marga tersebut atau adat yang dianutnya. Sebagai contoh : Di suatu daerah tertentu, seorang pemuda batak perantau yang marganya Manik, tentu ayahnya juga Manik, namun ibunya sudah pasti BUKAN marga Manik. Kebetulan ibu pemuda tersebut marganya Samosir. Maka setiap marga Manik yang ada di daerah tersebut dan juga marga lain yang satu keturunan atau satu nenek moyang dengan Manik seperti marga Malau, Ambarita, Gurning, Lubis, Pasaribu, Harahap, Sagala, Limbong, dan sebagainya akan menjadi satu keluarga dengan pemuda tersebut, mungkin menjadi adik, abang pak le , pak de, dsb. Demikian juga dari marga pihak ibu dari pemuda tersebut selain marga Samosir juga marga lain yang satu keturunan dengan marga Samosir seperti Gultom, Pakpahan, Harianja, juga akan mejadi keluarga dari pemuda tersebut, namun sebutan kepada mereka-mereka tersebut berbeda-beda tergantung dari aturan atau adat batak yang berlaku. Yang namanya saja sudah menjadi keluarga maka sehubungan dengan itu segala acara, baik adat maupun acara silaturahmi, dalam pelaksanaannya tak ubahnya sebagaimana yang terjadi dalam satu keluarga kandung. Tentang pemanggilan atau perkenalan dengan menyebutkan marga bukan nama bahwa dengan pemanggilan nama tersebut dianggap Tabu terutama di daerah kelahiran batak hingga saat ini masih memegang teguh adat tersebut., namun diperantauan sepertinya hal ini sudah mulai pudar atau pemanggilan dengan nama bukan lagi hal yang tabu. Ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan hal tersebut menjadi pudar antara lain pengaruh dari tempat ia bekerja yang diwajibkan mencantumkan nama secara lengkap, kebiasaan orang lain dilingkungannya ( diperantauan) memangil dengan sebutan nama ( yang memanggil pada umumnya bukan orang batak ), atau dapat juga disebabkan banyaknya marga yang sama dengan inisial nama yang sama, dan lain-lain.

Berikut ini beberapa Tata Krama Pemanggilan Dalam Budaya Batak :

Dalam Keluarga :
1. Ayah : Amang
2. Ibu : Inang
3.
Anak Pertama Laki2/Perempuan : Baoa/Boru Siakkangan/sipahae sada
4. Anak Kedua : Baoa/Boru sipahae dua dst...
5. Anak Terakhir : Boa/Boru Siampudan.

Hubungan dengan Keluarga Ayah :

1. Kakak Laki2 Ayah/Istri : Amang/Inang Tua.
2. Kakak Perempuan Ayah/Suami : Inangboru/Amangboru Tua
3. Adik Laki2 Ayah/Istri : Amanguda/Inanguda Sipahae sada. Dst...
3. Adik Perempuan Ayah/Suami : Inangboru/Amangboru Sipahae sada. Dst ...
4. Adik Laki2 Terakhir Ayah/istri : Amanguda/Inanguda Siampudan
5. Adik Perempuan Terakhir Ayah/Istri : Amanguda/Inanguda Siampudan.
Catatan : sekarang ini pemanggilan untuk saudara Ayah/Ibu seringkali disebutkan seusai nama anak pertamanya.

Hubungan dengan saudara sepupu.
1. Anak Laki2 dengan Anak Laki2 dari Saudara Laki2 Ayah = Akkang/Anggi
2. Anak Laki2 dengan Anak Perempuan dari Saudara Laki2 Ayah = Akkang/Ito
3. Anak Laki2 dengan Anak Laki2 dari Saudara Perempuan Ayah = Lawei
4. Anak Laki2 dengan Anak Perempuan dari Saudara Perempuan Ayah = Akkang/Ito
5. Anak Perempuan dengan Anak Laki2 dari Saudara Laki2 Ayah = Akkang/Ito
6. Anak Perempuan dengan Anak Perempuan dari Saudara Laki2 Ayah = Akkang/Anggi
7. Anak Perempuan dengan Anak Laki2 dari Saudara Perempuan Ayah = Pariban
8. Anak Perempuan dengan Anak Perempuan dari Saudara Perempuan Ayah = Eda
Hubungan dengan Keluarga Ibu.
1. Kakak Laki2 Ibu/Istri = Tulang/Inang Tulang.
2. Kakak Perempuan Ibu/Suami = Amang/Inang Tua
3. Adik Laki2 Ibu/Istri = Tulang/Inangtulang Sipahae sada. Dst...
3. Adik Perempuan Ibu/Suami = Inanguda/Amanguda Sipahae sada. Dst ...
4. Adik Laki2 Terakhir Ibu/istri = Tulang/Inang Tulang Siampudan
5. Adik Perempuan Terakhir Ibu/Istri = Inanguda/Amanguda Siampudan
Catatan : Bila adik Ibu masih gadis panggilannya Inang Baju. (Aju)
Hubungan dengan saudara sepupu.
1. Anak Laki2 dengan Anak Laki2 dari Saudara Laki2 Ibu = Lawei
2. Anak Laki2 dengan Anak Perempuan dari Saudara Laki2 Ibu = Pariban
3. Anak Laki2 dengan Anak Laki2 dari Saudara Perempuan Ibu = Akkang/Ito
4. Anak Laki2 dengan Anak Perempuan dari Saudara Perempuan Ibu = Akkang/Ito
5. Anak Perempuan dengan Anak Laki2 dari Saudara Laki2 Ibu = Akkang/Ito
6. Anak Perempuan dengan Anak Perempuan dari Saudara Laki2 Ibu = Eda
7. Anak Perempuan dengan Anak Laki2 dari Saudara Perempuan Ibu = Akkang/Ito
8. Anak Perempuan dengan Anak Perempuan dari Saudara Perempuan Ibu = Akkang/Anggi

Tidak ada komentar: